Monday, February 8, 2010

The Day Has Come.


Honestly there were a lot of feelings mixed up in my heart before my casual visit to the churches. After the visit however, i felt truly thankful and grateful. There was a lot of information Allah gave me. It was truly an eye opening experiences. Alhamdulillah.

Services done in churches are mostly very organized and community-friendly. They serve the community based on what the community need. They have centre specifically for autistic children, kindergarten with Fun-Gates curriculum, cafes and bookshops. The administration seems very systematic.

Pre-marital counselling is also run by one of the churches. Each session done to discuss on various topic to ensure the couple are well equipped with basic knowledge on how to get things started accordingly. The sessions consists issues related on a few things such as financial, communication, relationship, sexual discussion and etc.

The community involved not only for certain ages but to all citizen, from young children, youth, young adult, adults and elderly. The churches prepare suitable activities for each of them. The activities run by different ministries under the church. The personnel i shall say are those who have expertise background based on what ministries they run but most of them are usually volunteers. Other programs such as school of leadership, camp activities for children.

This manhaj (my visit to churches) is merely to have myself exposed directly to what other religious institutions offer to their society. Reminiscing back on Perang Salib, when the European or Christians to be exact, encounter Muslims way of living managed to change their lives in almost every aspect. I’m not really alim on the history, i know only a little of it. However, the most significant thing i learnt when reading articles on Perang Salib is that ilmu can change someone life upside down, insyaAllah. From jahil to wise and able to differentiate haq and batil. Having yourself exposed to other cultures or even different religions will help you grow not only as a human being but as a Muslim as well.

In this particular case, i want to thank Tan Sue Ern.

Dear, you help me see myself as a human being. Better yet, you help me realize where i stand as a Melayu and as a Muslim. I truly appreciate your honest comment about me. Honesty is the most beautiful ingredient in friendship (at least, that is what i believe in). I thank Allah everyday for this wonderful friendship. Last but not least, wishing you all the best and may you find true love soon. I love you more than you can imagine.

P/s: my impression on churches does not mean at all i look down on systems we Muslims have at masjid.

Saturday, February 6, 2010

Indahnya Takut

Imbas kembali kenangan di semester 6, teringat penyataan seorang lecturer yang aku kagumi, Dr. Halimatun "Zarina, you ni penakut. Takut nak try." I have to admit. I agree with her. My biggest obstacle is fear. I'm scared. I'm afraid. Malangnya, perasaan takutku ini selalunya bukan untuk perkara yang sepatutnya. 'ala kullihal, syukur pada yang Maha Esa, asbab takut ini aku terpelihara dari banyak perkara maksiat.

Dulu masa time remaja, ada kawan-kawan yang ajak keluar malam new year. Mak tak izinkan tapi ada kawan yang extreme pujuk diriku untuk keluar senyap-senyap. Asbab takut yang Allah campakkan dalam hati terus tak jadi keluar. Takut nanti accident, ada malapetaka, kena murder, kena rape.. Ish, nauzubillah.

Selepas tingkatan 5, aku ditawarkan oleh sebuah syarikat untuk menjadi model. Again, mak tak izinkan. Ada suara yang menyokong untuk aku meneruskan impian jahil itu, tetapi Alhamdulillah, Allah hadiahkan lagi perasaan takut dalam qalbuku. Walaupun diri ini tidak layak untuk dikategorikan sebagai anak solehah, tetapi dalam hati ku yakin redha Allah bergantung pada redha emak dan abah. Mana mungkin akan ku teruskan sesebuah impian sekiranya tidak mendapat izin dari mereka. Lagi-lagi impian yang tidak menjamin kedudukanku di akhirat kelak.

Setelah berhijrah, perasaan takut masih dihadiahkan Allah. Mungkin kali ini perasaan takutku tertumpu kepada perkara yang lebih layak untuk aku takuti - murka & neraka Ilahi. Mudah-mudahan menjadi wasilah untuk diriku menuju mardhotillah. Perasaan ini perlukan mujahadah yang bersungguh-sungguh. Asbab takut pada Allah yang ada dalam generasi para sahabat mampu memberikan mereka kejayaan di dunia dan akhirat.

InsyaAllah Jumaat lepas, aku bercadang untuk ziarah ke 2 buah gereja di Damansara. Suamiku agak berat untuk mengizinkan. Aku faham sebagai manusia biasa kekhuatiran itu pasti ada. Kami sama-sama muhasabah diri - taufiq dan hidayah itu milik mutlak Allah. Jadi insyaAllah tidak ada apa yang perlu dikhuatiri. Sekadar lawatan tidak mungkin mampu menggoyahkan iman.

Peringatan Allah s.w.t dalam Surah al-Baqarah:120 ku hayati sebaik mungkin. Semoga menjadi panduan buat diriku selama-lamanya, amin. Isu kalimah Allah masih belum sunyi dalam masyarakat. Banyak program dianjurkan pelbagai pihak demi semata-mata untuk memberi penjelasan kepada masyarakat yang rata-rata masih keliru. Tidak banyak yang ingin aku komen mengenai isu tersebut. Sebagai seorang Islam yang meyakini akan mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah – prinsip diriku untuk mengenali Allah berlandaskan surah Al-Ikhlas. Penegasan dalam surah Al-Kafirun turut menjadi pedoman dalam hidupku. Aku beriman pada Nabi Isa a.s tetapi bukan sebagai anak Tuhan melainkan baginda hanyalah pesuruh Allah sebagaimana Nabi Muhammad s.a.w. Kedua-dua rasul ini membawa misi yang sama – menyebarkan dan mengagungkan kalimah Tayyibah – LAILAHA ILALLAH.

Bagi menjamin ketenangan hatiku ini, aku membelek tafsir Al-Quran dan Allah hadiahkan janjiNya pada ku dalam surah Al-Baqarah:257 “Allah pelindung orang yang beriman.” Subhanallah.

'ala kullihal, i don't want my visit to the churches simply wasted. I have some questions sort of prepared. Merely focusing on what services run by them. InsyaAllah, semoga bermanfaat.